Senin, 23 Juni 2008

Jejak dan Sejarah Kota Surabaya


1275
Di wilayah bekas pertempuran antara pasukan Kertanegara, raja Singasari, dengan pemberontak, yaitu di barat daya Glagah Arum (sekarang sekitar Tegalsari dan Embong Malang), didirikan kota baru. Daerah itu (sekarang sekitar Stasiun Kota/Semut dan Jalan Jagalan) kelak bernama Soerabaia.

1293
Meskipun terdapat beberapa pertimbangan yang melatarbelakangi penentuan tanggal lahir Soerabaia, akhirnya berdasarkan Keputusan DPRD Kotamadya Surabaya, yaitu DPRD KMS Nomor 02-DPRD-Kep-75, ditentukan tanggal 31 Mei sebagai Hari Jadi Kota Surabaya. Hal tersebut merujuk pada keberhasilan pasukan Raden Wijaya mengusir Tentara Tartar dari Ujung Galuh pada tanggal 31 Mei 1293.

1466-1478
Sayyid Ali Rahmat yang tinggal di Negeri Campa (Jeumpa, Aceh), adalah kemenakan Ratu Dwarawati, istri raja Majapahit terakhir, Bhre Kertabumi. Ia didatangkan ke kerajaan tersebut untuk mengatasi masalah degradasi moral. Sayyid Ali diberi sebidang tanah bernama Ampel Denta yang terletak di Kadipaten Soerabaia. Di tempat tersebut ia mendirikan Masjid Ampel serta pesantren sebagai tempat mendidik para putera bangsawan dan pangeran Majapahit. Sayyid Ali yang kemudian dikenal sebagai Sunan Ampel menenalkan Islam lewat "moh-limo", yaitu "moh main" (judi), mabuk, maling (mencuri), "madat" (candu) dan "madon" (zina). 

1743
Terjadi pemberontakan etnis Tionghoa terhadap Belanda di Surabaya yang diatur Tuan Oei Tai Pan. Hal itu dipicu pembunuhan besar-besaran pada tahun 1729-1732 yang dilakukan Belanda terhadap etnis Tionghoa yang berhasil menguasai perekonomian di kota itu.

1808
Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels, di Kampong Sosok dibangun "Boei" Kalisosok yang amat ditakuti para narapidana. Kekejaman perlakuan di dalam penjara mulai dari pestempelan tangan dengan besi panas hingga pemasungan menjadi momok yang mengerika. Penjara Kalisosok menampung "crimineel gedetineer" (tahanan kriminal), "civiele gevangenen" (tahanan sipil) dan "slaven" (budak).

1874
Pemerintah Belanda di Surabay, mengeluarkan "Bordeel Reglement", yaitu peraturan tentang pelacuran. Isi peraturan ini antara lain, pelacur di Surabaya akan diberi kartu tanda pengenal dan data lengkapnya dicatat dalam buku register berikut dengan catatan kesehariannya. Para pelacur hanya boleh menjalankan tugasnya di lokalisasi yang telah ditetepkan Pemkot Soerabaia kala itu.

1878
Tahun 1875 pembangunan jalur "spoor" (kereta api) antara Soerabaia-Pasuruan dan Soerabaia Malang dimulai. Satu tahun kemudian, tepatnya 16 Mei 1878, Spoorstation Semoet yang merupakan Stsiun Kota Soerabaia diresmikan Gubernur Jenderal J W van Lasberge, ditandai dengan pemberangkatan "spoor" pertama ke Porong. Pada tahun itu juga dibuka jalur Soerabaia-Kediri.

1906
Muncul lambang baru Kota Surabaya sebagai pengganti lambang pertama Pemkot Surabaya yang muncul tahu 1850-an

1910
Pembangunan Pelabuhan Soerabaia (kini Pelabuhan Tanjung Perak) akhirnya dimulai setelah rancangan W B van Goor diterima Pemerintah Hindia Belanda. Sekitar 35 tahun sebelumnya, rancangan pelabuhan dirintis oleh Ir W de Jongth pada tahun 1875.

1942
Berdasarkan Pasal 1 Instellings Ordonantie Staatblad 1906 Nomor 149 sejak tanggal 1 April 1906 berdiri Gemeente (Pemerintah Kota) Soerabaia. Wali Kota bumiputra Soerabaia diangkat ketika Jepang mulai terdesak. Ternyata wali kota pertama tersebut bukanlah orang Surabaya asli, teteapi berasal dari Batak, yaitu Radjamin Nasution Gelat Sutan Kumala Pontas.

1945
30 Oktober
Komandan tentara Sekutu di Surabaya Brigjen A W S Mallaby tewas bersama mobilnya yang meledak dalam pertempuran antara pejuang dari Surabaya melawan pasukan Belanda di dekat gedung International di Jembatan Merah.

10 Nopember
Pesawat-pesawat tempur sekutu melayang di udara untuk manghancurkan Surabaya. Tentara Keamanan Rakyat bersama laskar rakyat melawan. Pertempuran besar ini mengakibatkan banyak korban jiwa dan diperingati sebagai Hari Pahlawan sebagai penghormatan atas besarnya komitmen perjuangan para pejuang dalam mempertahankan wilayah kedaulatan Republik Indonesia.

1956
14 Desember
Bung Karno meresmikan lambang Surabaya seperti yang kita kenal sekarang, yaitu lambang berbentuk segi enam yang disitir dengan gambar tugu pahlawan, ikan sura dan buaya di tengahnya.

1965
19 Oktober
Gedung kantor Partai Komunis Indonesia di Surabaya dibakar massa yang bergerak dari Tugu Pahlawan setelah menghadiri rapat umum yang menentang Gestapu.

1971
24 Oktober

Dewan Kesenian Surabaya terbentuk dan pada 28 Maret 1972 diresmikan gedung kesenian Surabaya yang diberi nama Balai Budaya Mitra. Pembangunan gedung tersebut dibiayai New International Amusement Center.  

Sumber : Kompas, 31 Mei 2004
 

Tidak ada komentar: